Sunday, March 24, 2019

KEMBALI KE MASA LALU


Mentari pagi telah memancarkan sinarnya, orang-orang sudah memulai pagi mereka dengan pergi bekerja, bersekolah, berbelanja ataupun hanya berjalan-jalan saja sembari menghirup udara segar dipagi hari, tetapi ia masih saja tenggelam dalam tumpukan buku sejak beberapa hari yang lalu.

Regan namanya, seorang mahasiswa tingkat 2 yang sangat fanatik terhadap sains karna suatu hal dan dia adalah anak semata wayang yang telah ditinggal oleh kedua orang tuanya.

Tok.. Tok.. Tok.. “Gan, Regan hari ini adalah saatnya. Sebaiknya kau bergegas” ucap seseorang dari balik pintu. Dia pun segera bergegas sembari membawa sebagian kertas-kertas dan buku-buku yang ada di atas meja.

“Akhirnya datang juga kau setelah sekian lama bergelut dengan buku-buku itu dan mengabaikan kami. Haha” ledek karin.

“Ahhaha, maaf maaf. Yosh, baiklah kawan-kawan kita mulai hari ini!! Sembari kalian menyiapkan beberapa persiapannya aku akan menyempurnakan terlebih dahulu benda ini.“ ucap regan dengan sangat antusias.

“Yaah, dia terlihat sangat bersemangat hari ini. Jauh berbeda dibandingkan dengan 6 tahun yang lalu” ucap Erik pada teman-temannya.
***
“Rere, bisakah hari ini kau tidak perlu pergi. Ibu ingin kamu menemaniku hari ini.” pinta seseorang yang tengah terbaring ditempat tidur karena sakit yang telah dideritanya 2 tahun belakangan ini.

“Sebaiknya kau berhenti memanggil ku dengan panggilan ‘rere’ aku sudah SMP bukan anak kecil lagi!” jawab Regan pada ibunya. “Satu hal lagi, aku membenci dirimu, aku lebih senang kau tidak ada dirumah ini. Aku muak melihat wajahmu dirumah ini. Lebih baik kau mati saja”

Regan pun segera bergegas tanpa berpamitan. Latihan orchestra itulah rutinitasnya setiap hari, sehingga tak ada waktu untuk bersama ibunya. Regan sangat senang dengan kegiatannya ini, dia tidak mempedulikan ibunya yang tengah sakit. Karena dimasa ketika ibunya sehat, regan selalu dimarahi, dibentak bahkan dipukul. Dia harus menuruti perintah ibunya belajar-belajar-belajar tidak boleh bermain walaupun itu berada didalam rumah.

Sepulang sekolah dia melihat banyak sekali orang disekitar rumahnya dan juga sebuah bendera kuning terpasang. Dia terlihat sangat tenang seperti dia telah mengetahui hal ini akan terjadi, dia tidak merasa sedih sama sekali.

“Sudahlah nak, relakan saja mungkin ibumu sudah tidak kuat menahan sakit yang telah ia derita. Kau harus tegar” ucap seseorang sembari memberikan sapu tangan. regan tidak menyadari wajahnya telah banjir airmata.

‘apa yang terjadi, aku tidak sedih atas kematian ibu, tapi kenapa airmata ini terus mengalir. Ada apa denganku?’ batin nya ‘seharusnya aku senang, tidak ada dia lagi disini, aku bebas aku bisa melakukan apapun yang aku mau’

Dua bulan setelah kematian ibunya, regan menjalani kehidupannya dengan gembira seperti tidak ada beban sama sekali. Hingga suatu ketika dia menemukan sebuah surat yang dituliskan oleh ibunya sebelum kematiannya. Saat itu juga dia mulai tersadar dan dia menyesali atas perbuatannya itu, terlebih lagi atas perkataan terakhir yang ia ucapkan pada ibunya. Semenjak saat itu dia menjadi anak pemurung tidak pernah sekolah dan nilainya pun turun dengan sangat drastis.

Di awal tahun masa SMA nya dia berusaha memperbaiki kehidupannya, dia mulai tertarik akan sains dan dia termasuk murid yang sangat cerdas. Dia dan teman-temannya selalu melakukan eksperimen dan membuat alat-alat yang belum pernah mereka buat disekolahnya. Hingga suatu ketika, dia berencana membuat sebuah alat dan tidak ada seorang pun yang pernah membuatnya. Ini akan menjadikan bahwa mereka lah yang pertama membuat sekaligus melakukan eksperimen besar itu.
***
“Regan, apa kau yakin akan melakukan ini?” tanya salah satu temannya.

“Sangat yakin” jawab regan dengan optimis.

“Kau ingat apa tujuanmu pergi kesana?” tanya Erik memastikan.

“Aku ingat, aku selalu ingat dan aku harus ingat. Ada apa dengan kalian? Aku sudah yakin ini akan berhasil kenapa kalian terlihat seperti ini tidak akan berhasil? Kalian sudah berjanji akan membantuku, kita sudah merencanakan ini bertahun-tahun, melakukan percobaan berkali-kali. Yang perlu aku lakukan ketika aku sampai disana, aku harus menyuruh diriku diumur 13 tahun untuk meminta maaf kepada ibu sebelum semuanya terlambat. Hanya itu. Aku tidak mau diriku yang sekarang merasakan penyesalan yang terus menghantui ku.”

“kami belum yakin karena kami hanya melakukan percobaan pada benda mati, bukan makhluk hidup. Kita tidak akan tau apa yang akan terjadi pada makhluk hidup jika melintasi waktu.” ucap karin

“baiklah jika kalian tidak mau membantuku lebih baik bubar saja, aku bisa melakukan nya sendiri tanpa bantuan kalian” balas regan. Semuanya terdiam, tenggelam dalam keheningan yang panjang.

“kita sudah merancang alat ini bertahun-tahun mencari dan menemukan teori-teori yang berkaitan dengan mesin waktu. Kini alat ini sudah ada di depan mata kita, berbagai percobaan telah dilakukan dan hasilnya? Hanya 5 kali gagal di awal dari 54 percobaan. Jika sekarang berhasil itu akan menjadi kesuksesan terbesar bagi kita.” ucap erik memecah keheningan.

“apa kau sudah siap regan?” lanjutnya.

“selalu siap” jawabnya penuh semangat.

“baiklah kawan-kawan, apa kalian sudah siap? Kita akan memulai nya tepat pukul 10.00”

“yosh!!” ucap semuanya yang tak kalah semangat.

“09.58 persiapan akan dilakukan dalam 2 menit, bersiaplah” ucap karin. Regan pun telah berada di posisinya dan memakai alatnya*(kek nervegearnya sao) “baiklah proses perpindahan akan dimulai dalam 10.. 9.. 8.. 7.. 6..” suara arus listrik mulai memenuhi seluruh ruangan, suaranya lebih kuat dari biasanya. “5.. 4.. 3.. 2.. Semoga berhasil!”

wuuzzzz. Alat itu jatuh ke kursi dan regan pun menghilang. Semuanya saling berpandangan. “berhasil? Aku tidak percaya ini. Kita berhasil !!” ucap salah-satu dari mereka. Tangis haru mulai membanjiri seisi ruangan. “baiklah kini kita harus menyambut kedatangan regan, kita tidak tahu kapan dia akan kembali, dia bisa kembali kapan saja, maka dari itu kita harus membuat jadwal siapa saja yang akan berjaga disini. Dan saat dia kembali kita akan mengadakan pesta keberhasilan” ucap erik. Semuanya pun terlihat senang dan bersemangat.

Satu minggu - satu bulan. Mereka selalu menjaga tempat itu secara bergantian. Hingga berbulan-bulan kemudian regan tak kunjung kembali, semuanya sangat cemas. Apakah dia akan kembali atau tidak. Apakah ada kesalahan yang tidak diketahui oleh mereka? Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi padanya

Terdapat beberapa kemungkinan.
Pertama, dia gagal dan dia terjebak diantara ruang dan waktu.
Kedua, dia berhasil melintasi waktu tapi dia gagal menjalankan misinya sehingga dia terus mencoba berkali-kali hingga memunculkan apa yang disebut dunia paralel.
Ketiga, dia berhasil dan dia terlena dengan dunianya.
Kemungkinan terbesarnya adalah, hal kecil tapi berdampak sangat fatal yang tidak disadari oleh mereka yaitu dia berhasil tapi dia tidak tahu bagaimana cara dia kembali ke dunia asalnya.
---

Sedikit Tentang Penulis

       Perkenalkan, saya Yola Nursolihati, biasa dipanggil 'yola' atau 'yoyol' oleh teman-teman saya dan dipanggil 'nayl' oleh teman dunia maya.

      Alasan saya membuat blog ini
1. Karena gabut
2. Menyalurkan Hobi
3. Berbagi ilmu 
4. Mencari teman (siapa tau ada yang mau jadi teman aku)
5. dll.

      Blog ini akan membahas mengenai berbagai macam hal mulai dari pariwisata, perhotelan, makanan dan minuman, juga beberapa cerpen ataupun tulisan lainnya.